Etika
bisnis merupakan bagian Code of
Conduct (pedoman tentang perilaku etis) suatu
entitas usaha. Pemerintah dan lembaga-lembaga Pemerintah dapat kita
anggap di sini sebagai entitas usaha, yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat dalam bentuk produk kebijakan publik maupun produk
barang/jasa publik. Di dalam Code
of Conduct inilah
tercantum nilai-nilai etika berusaha sebagai salah satu pelaksanaan
kaidah-kaidah Good Governance.
Dengan kata lain, pembahasan etika bisnis tidak dapat terlepas dari
pembahasan muaranya, yakni governance.
Di
dalam literatur ilmu ekonomi pembangunan, konsep governance meliputi
berbagai faktor kelembagaan dan organisasi (termasuk perangkat
peraturan) yang mempengaruhi operasi perekonomian dan membentuk
kebijakan publik Pemerintah. Kapasitas governance
Pemerintah
yang baik diyakini akan memberikan hasil adanya suatu pasar di
berbagai sektor yang berjalan secara efisien dan kemampuan negara
untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi secara efektif.
Secara
umum, etika adalah ilmu normatif penuntun manusia, yang memberi
perintah apa yang mesti kita kerjakan dalam batas-batas kita sebagai
manusia. Etika menunjukkan kita dengan siapa dan apa yang sebaiknya
dilakukan. Maka, etika diarahkan menuju perkembangan manusia dan
mengarahkan kita menuju aktualisasi kapasitas terbaik kita. Sebagai
contoh, jika kita rasional, maka etika memberi perintah bahwa
kita harus bertindak secara masuk akal. Itu akan membawa kita menuju
ke keutamaan.
Mengapa
suatu entitas perlu menerapkan nilai-nilai etika berusaha sebagai
bagian dari pelaksanaan good
governance?
Jawabannya adalah dengan adanya praktek etika berusaha dan kejujuran
dalam berusaha dapat menciptakan aset yang langsung atau tidak
langsung dapat meningkatkan nilai entitas. Banyak kasus di berbagai
Negara yang telah membuktikan hal tersebut.
Sayangnya,
sebagai manusia para penguasa dan pebisnis sangat rentan terhadap
godaan untuk melanggar etika. Tujuan para pebisnis adalah untuk
mendapatkan uang sebanyak mungkin. Filosofi yang dominan bagi para
pebisnis adalah cara mana yang membuat uang paling banyak. Tujuan
hidup mereka didasarkan atas pertanyaan ini. Orang-orang macam ini
seperti yang dikatakan oleh Charles Diskens dalam Martin Chuzzlewit,
"Semua perhatian, harapan, dorongan, pandangan dan rekanan
mereka meleleh dalam dolar. Manusia dinilai dari dolarnya."
Theodore Levitt mengatakan bahwa para pebisnis ada hanya untuk satu
tujuan, yaitu untuk menciptakan dan mengalirkan nilai kepuasan dari
suatu keuntungan hanya pada dirinya dan nilai budaya, spiritual dan
moral tidak menjadi pertimbangan dalam pekerjaaannya.
Jelas
tanpa suatu etika yang menjadi acuan, para penguasa dan pebisnis akan
lepas tidak terkendali, mengupayakan segala cara, mengorbankan apa
saja untuk mencapai tujuannya. Akibatnya sungguh mengerikan. Mereka
dapat menyebabkan perang antar bangsa, antar lembaga, atau antar
perusahaan. Mereka menganggap dan membuat bisnis seperti medan
perang. John Rodes menggambarkan mereka sebagai orang yang tidak
alamiah, yang bahkan disamakan dengan monster yang sangat kejam.